Search

Sabtu, 14 Oktober 2017

Mengenal NDX A.K.A pemuda yang dulunya berprofesi sebagai kuli dan tukang parkir


NDX A.K.A merupakan duo yang dibentuk oleh Yonanda Frisna Damara (22) dan Fajar Ari alias PJR (23) keduanya merupakan pemuda asli Imogiri, Bantul, Jogjakarta. Sejumlah single ciptaan mereka seperti Sayang, Kelingan Mantan, Bojoku Ketikung, Tewas Tertimbun Masa Lalu, dan Terminal Giwangan nge-hits saat dibawakan oleh Orkes Melayu. Yang paling populer adalah Sayang yang dinyanyikan oleh Via Vallen. Duo musisi muda ini mungkin jarang dikenal orang kota tapi para penggemar dangdut terutama Vyanisti pasti kenal betul dengan pemuda yang dulunya berprofesi sebagai kuli dan tukang parkir ini.
Karir NDX A.K.A naik tajam usai mereka tampil di Festival Kesenian Yogyakarta pada tahun 2016 lalu. Siapa yang menyangka duo pemuda yang bermula dari kuli dan jukir ini dinantikan oleh ribuan penonton dalam acara tersebut.Sebelum dikenal sebagai duo dangdut hip hop, para personil NDX A.K.A masing-masing berprofesi sebagai jukir dan kuli.

Sementara itu Nanda mengungkapkan bahwa kegemarannya menulis lagu dimulai sejak di bangku SMP. "Sejak SMP iseng bikin lagu dan jalan sendiri tampil di pensi tapi kok sepi. Saya akhirnya mengajak PJR di tahun 2011 hingga sekarang," imbuh pemuda berusia 22 tahun ini.

Lagu-lagu NDX yang berciri khas menggunakan bahasa Jawa dan Rap ini rupanya diciptakan oleh Nanda, dibantu dengan Mas Andy Bendol dari Crazy Gila Production. Bisa dibilang single mereka penuh dengan kearifan lokal karena memang terinspirasi dari pengalaman pribadi atau curhatan teman.

"Kami mencoba membuat ciri khas sebagai orang Jawa. Kami juga ingin seperti idola kami, Jogja Hip Hop Foundation yang bisa membawa Bahasa Jawa sampai kancah internasional," ungkap Nanda saat ditanya soal lirik lagu-lagu yang diciptakannya.

Awalnya NDX diragukan dan mendapatkan konfrontasi karena mengawinkan hip hop dengan dangdut namun kini musik mereka dapat diterima dengan baik. Nanda juga mengaku bahwa mereka bukanlah satu-satunya musisi dangdut hip hop, ada sejumlah musisi lain di Yogyakarta yang mengusung genre sama. Yang membuat NDX A.K.A ini berbeda adalah campuran genre lain seperti ska, reggae, keroncong, dan bumbu Rap.

Sebelum mengecap kesuksesan di panggung lokal seperti saat ini, NDX A.K.A pernah mengalami masa sulit. Mulai dari pendapatan Rp 30 ribu sebagai juru parkir hingga tidur di pelataran toko saat manggung dan kedinginan. NDX A.K.A pun juga sempat tak memahami soal hak cipta, royalti, dan keuntungan via aplikasi streaming.

"Jujur, kita kalah pintar dan nggak tahu ada aplikasi yang berisi full mp3 NDX. Padahal sekali download bisa dapat Rp 19 ribu, kita nggak tahu siapa yang mengunggah," jelas duo ini.

NDX pun pernah mendapatkan konfrontasi akibat persilangan genre dangdut dengan hip hop yang diusungnya. "Kami pernah dibilang merusak citra hip hop tapi kita cuek saja, kita tetap di pendirian dengan musik seperti ini hingga sukses sampai sekarang," pungkas PJR dan Nanda.


Tidak ada komentar: